Sesungguhnya kaidah Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling
besar; satu-satunya yang diterima dan diridloi Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk
hamba-hamba Nya, yang merupakan satu-satunya jalan menuju kepada Nya, kunci
kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihara dari berbagai
perselisihan, sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertama bagi seluruh
hamba, serta kabar gembira yang dibawa oleh para Rasul dan para Nabi adalah
ibadah hanya kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala semata dan tidak menyekutukannya,
bertauhid dalam semua keinginannya terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bertauhid
dalam urusan penciptaan, perintah-Nya dan seluruh asma (nama-nama) dan
sifat-sifat Nya. Allah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu"
(QS An Nahl: 36)
" Dan Kami tidak
mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku". (QS Al Anbiya' : 25)
"Padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS At Taubah:
31)
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya.
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)."
(QS Az
Zumar: 2-3)
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus"
(QS Al Bayyinah: 5)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
mengatakan:
"Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa
sumber kebaikan di muka bumi ini adalah bertauhid dan beribadah kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala serta taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sebaliknya semua kejelekan di muka bumi ini; fitnah, musibah, paceklik, dikuasai
musuh dan lain-lain penyebabnya adalah menyelisihi Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam dan berdakwah (mengajak) kepada selain Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Orang yang merenungi hal ini dengan sebenar-benarnya akan mendapati
kenyataan seperti ini baik dalam dirinya maupun di luar dirinya." (Majmu' Fatawa
15/25)
Karena kenyataannya demikian dan pengaruhnya-pengaruhnya yang
terpuji ini, maka syetan adalah makhluk yang paling cepat (dalam usahanya) untuk
menghancurkan dan merusaknya. Senantiasa bekerja untuk melemahkan dan
membahayakan tauhid itu. Syetan lakukan hal ini siang malam dengan berbagai cara
yang diharapkan membuahkan hasil.
Jika syetan tidak berhasil
(menjerumuskan ke dalam) syirik akbar, syetan tidak akan putus asa untuk
menjerumuskan ke dalam syirik dalam berbagai kehendak dan lafadz (yang diucapkan
manusia). Jika masih juga tidak berhasil maka ia akan menjerumuskan ke dalam
berbagai bid'ah dan khurafat.
(Al Istighatsah, karya Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah hal 293, lihat Muqaddimah Fathul Majiid tahqiq DR Walid bin Abdurrahman
bin Muhammad Ali Furayyaan, hal 4)
Setiap dakwah Islam yang baru muncul
tidak dibangun di atas tauhid yang murni kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'ala dan
tidak menempuh jalan yang telah dilalui oleh para salaful ummah yang shalih,
maka akan tersesat hina dan gagal, meski dikira berhasil, tidak sabar ketika
berhadapan dengan musuh, tidak kokoh dalam al haqq dan tidak kuat berhadapan
(dengan berbagai rintangan).
Kita saksikan banyak contoh-contoh dakwah
yang dicatat dalam sejarah berbicara kenyataan yang menyedihkan ini dan akhir
yang buruk. Dakwah-dakwah yang berlangsung bertahun-tahun, yang telah
mengorbankan nyawa dan harta kemudian berakhir dengan kebinasaan.
Namun
seorang mu'min yang yakin dengan janji Allah yang pasti benar, tidak akan putus
asa dan menjadi kendor, tidak akan gentar menghadapi berbagai cobaan dan tidak
akan menerima jika sekian banyak percobaan-percobaan itu berlangsung silih
berganti tanpa ada manfaat yang diambil atau jatuh ke lubang yang sama untuk
kedua kalinya.
(Sebagaimana hadits dari sahabat Abu Hurairah yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (no 6133) dan Imam Muslim (no 2998) serta Imam
Ahmad dalam Musnadnya (2/379)
Sudah ada teladan dan contoh yang paling
bagus pada diri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam. Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat." (QS Al Ahzab: 21)
Inilah manhaj pertama
dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam berdakwah kepada tauhid, memulai
dengan tauhid dan mendahulukan tauhid dan semua urusan yang dianggap
penting.
Urgensi Tauhid
Untuk memperkokoh pemahaman kita tentang
pentingnya aqidah tauhid dalam kehidupan, maka pada kesempatan ini Al Madina
mencoba mengangkat tulisan syaikh jamil zainu seorang ulama besar di jazirah
Saudi Arabia, yang disusun dalam poin-poin dengan maksud memudahkan pemahaman
kita.
Allah telah menciptakan alam semesta untuk sebuah tujuan yaitu
ibadah(tauhid), dan Allah mengutus para rasul untuk menyeru manusia kepada
tauhid ini. Bahkan Al Quran mengkedepankan pembahasan tauhid ini dalam
kebanyakan surat-suratnya.al quran pun memaparkan kejelekan syirik(lawan dari
tauhid) yang berlaku pada individu dan masyarakat.
Syirik pula merupakan
sebab kehancuran kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Sesungguhnya para Rasul
memulai dakwah mereka untuk mengajak manusia kepada Tauhid. Firman ALLAH yg
artinya : "Tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelummu kecuali Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Aku, maka
beribadahlah kepada-Ku" (QS Surat Al Anbiya')
Rasul pun
mentarbiyah(memberikan pendidikan) kepada sahabatnya tentang tauhid ini semenjak
mereka kecil, sebagaimana perkataan beliau terhadap ibnu Abbas
"Apabila
Engkau memohon maka mohonlah kepada Allah dan apabila engkau meminta pertolongan
mintalah pertolongan kepada Allah ." ( HR. Tirmidzi )
Tauhid inilah
hakikat dari agama Islam yang dibangun diatasnya bangunan Islam yang
lain.
Rasul mengajarkan para sahabat agar memulai dakwahnya dengan
tauhid, beliau bersabda kepada Muadz bin Jabal yang diutus ke Yaman :
"
Jadikanlah awal yang kamu seru adalah syahadat Laa ilaaha illallah, pada riwayat
yang lain agar mereka mentauhidkan Allah" ( Muttafaq Alaih)
Tauhid
adalah perwujudan dari syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah yang
maknanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan tidak beribadah
kecuali dengan syariat yang dibawa oleh Rasulullah. Syahadat inilah yang
memasukkan seseorang kepada Islam, ia juga kunci Surga, yang seorang akan masuk
surga bila mengucapkannya selama tidak beraktivitas yang membatalkan Syahadat
tersebut.
Kafir Qurays menawari Rasulullah dengan kekuasaan, harta, wanita
dan materi dunia yang lain agar rasul meninggalkan dakwah Tauhid ini. Rasul
menolak tawaran tersebut dan terus menggencarkan aktivitas dakwahnya walau
menanggung beragam ujian dan cobaan. Hingga berlalu 13 tahun dan setelah itu
mekah ditakhlukkan, dihancurkan berhala yang disembah oleh orang kafir Quraisy.
Firman ALLAH yang artinya : "Telah datang kebenaran dan hancur kebatilan
sesungguhnya kebatilan itu pasti akan hancur " (QS Al Isra').
Tauhid
adalah kewajiban tugas seorang muslim, dengannya dimulai dan diakhiri
kehidupannya. Dan tugas dalam kehidupannya adalah menegakkan Tauhid, berdakwah
kepada tauhid. Tauhid pula lah yang menyatukan hati-hati orang-orang yang
beriman , dan kita mohon kepada Allah agar menjadikan kalimat Tauhid sebagai
akhir kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar